Pembelaan Untuk Listicle

Listicle tidak menghancurkan budaya; itu menciptakannya. Dalam sejarah budaya, Anda akan selalu menemukan daftar-daftar.
Foto: Victoriano Izquierdo / Unsplash


Listicle, jargon jurnalistik untuk kombinasi list dan article - mendapat reputasi buruk. Tulisan ini sering diejek sebagai versi jurnalisme yang dibuat-buat yang dimaksudkan untuk menarik klik dan melangkaui perbedaan kecil. Dan tentu saja ada banyak daftar konyol yang dipublikasikan di Internet.

Namun daftar pada dasarnya tidak konyol. Ketika saya menulis minggu lalu tentang salah satu pelajaran yang kami pelajari selama tahun pertama kami di The Upshot - blok-blok teks besar itu bukan satu-satunya cara yang baik untuk menyampaikan informasi - saya fokus pada jurnalisme multimedia. Jurnalisme semacam itu jelas merupakan bagian besar dari apa yang kita lakukan di sini: peta, grafik interaktif, kalkulator, esai foto dan sejenisnya. Kami menggunakan format-format itu lebih sering daripada menggunakan daftar-daftar, dan kami akan terus melakukannya di tahun kedua kami.

Pada saat yang sama, saya pikir perlu mengakui kelebihan daftar sebagai alat penting lain dalam jurnalisme. Minggu ini membawa contoh yang baik: "aturan sederhana untuk makan sehat" dari Harun. Itu menarik audiens yang besar, dan sebagian besar melakukannya secara organik, melalui media sosial. Itu cerdas dan, ya, bernuansa. Orang membacanya, menganggapnya berguna dan membaginya dengan orang lain.

Terus terang, listicle adalah tulisan yang lebih baik, lebih bermanfaat ketimbang sebagai esai 1.000 kata atau artikel berita. Manusia sering berpikir dari segi daftar, dan tidak ada yang salah dengan itu.

Novelis Umberto Eco, dalam sebuah wawancara tahun 2009 dengan Der Spiegel, melangkah lebih jauh dengan mengatakan: "Daftar tidak menghancurkan budaya; itu menciptakannya. Di mana pun Anda melihat dalam sejarah budaya, Anda akan menemukan daftar-daftar." Dia lebih lanjut menjelaskan: “Apa yang diinginkan budaya? Untuk membuat ketakberhinggaan dapat dipahami. Ia juga ingin menciptakan ketertiban - tidak selalu, tetapi sering." Sepuluh Perintah Allah, 95 Tesis Martin Luther dan Bill of Rights, semuanya, dengan cara mereka sendiri, merupakan pelopor dari listicle. (Dan, tidak, saya tidak akan membandingkan daftar makanan enak dari Harun dengan Bill of Rights.)

Sangat mudah untuk mengejek listicle, padahal mereka benar-benar tidak berbeda dari artikel konvensional, kutipan, foto, grafik atau statistik. Mereka adalah alat ekspresi yang sangat berguna yang dapat digunakan dengan baik atau digunakan dengan buruk.

*

Diterjemahkan dari artikel The New York Times berjudul In Defense of the Listicle.
Pekerja teks komersial, juga mengulik desain visual dan videografi. Pop culture nerd dan otaku dengan kearifan lokal

Posting Komentar

Berkomentarlah sebelum komentar dilarang. Jika kolom komentar enggak muncul, hapus cache browser atau gunakan versi web.
© Arifureta. All rights reserved. Developed by Jago Desain