Dinu Kiwari Ngancik Nu Bihari, Seja Ayeuna Sampeureun Jaga merupakan semboyan yang dipahat di Tepas Salapan Lawang.
Tepas Salapan Lawang ini menjadi salah satu gerbang pintu masuk ke Kota Bogor yang sarat dengan nilai dan makna. Tepas lawang Salapan, yang diresmikan Desember 2016 menjadi penguat identitas budaya Kota Bogor menjadi pelengkap Gerbang Akulturasi Lawang Suryakancana.
Semboyan berbahasa Sunda tadi bermakna apa yang kita nikmati saat ini merupakan jerih payah para pendahulu dan apa yang kita kerjakan hari ini akan dinikmati anak cucu kita kelak. Jadi ada yang mengalir dari masa ke masa, dari waktu ke waktu yang membuat kota ini menjadi lebih nyaman. Dan jika hal itu terputus akan bahaya.
Sejarah itu tidak terputus, kebanggaan itu tidak berhenti dan memori itu coba dihadirkan kembali dalam bentuk kekinian.
Menjaga nilai masa lalu, mengantisipasi dan menjemput masa depan untuk melayani warga. Dinamisme waktu harus diimbangi dengan perubahan kearah yang lebih baik. Dalam istilah sederhana Bogor itu Heritage City (Kota Pusaka), Green City (Kota Hijau) dan Smart City (Kota Cerdas).